Obyek wisata yang berada di daerah selalu menarik hati kebanyakkan orang-orang yang sudah lama menetap di Ibukota Jakarta, sepertiku yang sebenarnya asli dari Klaten dan Salatiga. Menetap di Jakarta karena tuntutan hidup untuk melanjutkan kuliah sambil bekerja "agar bisa menciptakan diri pribadi yang lebih berkualitas kelak dengan pola pikir luas". Begitulah nasehat Bapak dan Ibuku yang terpatri di dalam pikiranku sampai saat ini.

Mengapa menarik ?. Karena obyek wisata di daerah pada umumnya menawarkan sesuatu yang unik, beda, dan juga menceritakan sejarah panjang awal berdirinya pada masa peradaban kuno nun jauh ribuan tahun yang lalu. Tempat wisata yang seperti itu lah yang tidak hanya menarik wisatawan lokal, tetapi juga wisatawan asing yang seolah berbondong-bondong ke tempat tersebut untuk sekedar mengetahui nilai-nilai historis dan ke-khas-an adat istiadat setempat yang terkandung di dalamnya. Seperti pakaian tradisional, tari tradisional, kebiasaan tradisional, dan lain sebagainya.. Meskipun di sisi lain, wisata pantai/laut dan pegunungan pun tak juga kalah menariknya, apalagi di beberapa (nama) laut dan pegunungan yang berada di beberapa daerah juga menawarkan wisata yang syarat akan nilai sejarahnya yang tinggi, dalam artian ritual adat istiadatnya yang sampai kini tetap dijalankan masyarakat setempat sesuai anjuran dari para leluhur mereka secara turun temurun. Contoh kecilnya saja adalah acara malam 1 suro di pantai Parangtritis, ataupun acara masyarakat setempat yang beragama Hindu yang diadakan di pegunungan Bromo. Ini menandakan bahwa beberapa wisata alam juga berkorelasi dengan wisata sejarah peradaban kuno (para leluhur).

Baiklah, sekarang kita akan mengulas kota Semarang, tempat dimana Kota Salatiga di dalamnya, berada di Desa Lopait, Tuntang. Juga akan mengulas aneka wisata yang ada di seputaran Semarang dan sekitarnya. Seperti yang kita tahu, Semarang itu adalah sebuah kota yang cukup besar, dengan keanekaragaman budaya, suku, agama, serta multi etnis, seperti halnya di banyak kota lainnya di Indonesia. Semarang memiliki istilah nama kota yang populer di kalangan sekitar untuk menggambarkan kondisi geografisnya yang turun-naik, karena di beberapa spot akan terlihat panorama alam yang menakjubkan pada pagi hari, serta pemandangan kelap-kelip cahaya lampu yang memukau pada malam hari. Istilah yang populer itu adalah "kota bawah" dan "kota atas", 16 kecamatan berada di kota atas dan sisanya 4 kecamatan berada di kota bawah.