Vlog Pura Mangkunegara - Tugas Bahasa Indonesia SMAN 6 Yogyakarta
Angkara Murka Angkara Murka
171 subscribers
264 views
68

 Published On Oct 8, 2024

Pura Mangkunegaran, salah satu bangunan bersejarah di Solo, didirikan pada tahun 1757 oleh Mangkunegara I (Raden Mas Said). Bangunan ini telah mengalami berbagai renovasi, termasuk yang dilakukan oleh Mangkubumi II pada tahun 1804, dan akhirnya selesai pada tahun 1866 di bawah kepemimpinan Mangkunegara IV. Pura ini menjadi saksi sejarah dan kebudayaan Jawa yang terus bertahan hingga kini.

Pendopo Ageng: Pusat Acara dan Warisan Budaya
Pura Mangkunegaran terdiri dari empat bagian utama, salah satunya adalah Pendopo Ageng. Bangunan persegi yang berada di tengah kompleks pura ini sering digunakan untuk berbagai acara penting. Pengunjung diwajibkan melepas atribut kepala dan kaki seperti topi dan sepatu saat memasuki Pendopo Ageng. Di dalamnya terdapat tiga gamelan dengan umur yang bervariasi, di mana yang termuda berusia 35 tahun dan yang tertua berusia sekitar 300 tahun. Pendopo ini juga memiliki empat pilar utama yang terbuat dari kayu jati Wonogiri dan dihiasi oleh empat patung singa emas hasil barter dengan Jerman. Atap Pendopo Ageng bermotif batik modang dengan delapan warna (hastagina), yang masing-masing memiliki makna tersendiri.

Paringgitan: Tempat Wayang yang Bersejarah
Bagian kedua dari Pura Mangkunegaran adalah Paringgitan, yang dulunya digunakan sebagai tempat pertunjukan wayang. Nama "Paringgitan" berasal dari kata "para" (tempat) dan "ringgit" (wayang). Saat ini, Paringgitan hanya digunakan untuk acara-acara tertentu. Di dalamnya terdapat empat patung emas, dua di antaranya berasal dari China dan dua lagi dari Yunani, menambah kekayaan budaya dari tempat ini.

Dalem Ageng: Ruang Sakral Kerajaan
Dalem Ageng adalah bagian ketiga dari Pura Mangkunegaran. Pada awalnya, ruangan ini merupakan tempat sakral yang hanya bisa diakses oleh anggota kerajaan. Pengambilan foto di dalam ruangan ini sangat dilarang. Selain foto-foto anggota kerajaan, di dalam Dalem Ageng juga terdapat dua harimau asli yang diawetkan, menambah nuansa keramat dari tempat ini.

Balai Warni: Tempat Peristirahatan Putri Kerajaan
Bagian terakhir adalah Balai Warni, tempat peristirahatan para putri raja. Di dalam Balai Warni terdapat sebuah ruangan bernama Pracimayasa yang dibangun pada tahun 1918 hingga 1920. Tempat ini digunakan sebagai ruang berkumpul keluarga kerajaan dan untuk menerima tamu-tamu penting dari luar.

Anggota Kelompok:
Adwhadinejad Q./01
Angelo Satria P.S/05
Daniswara Mahatma Abiyasa/10
Raihan Fadhil Dzakwan/27
Raka Fajry Yusuf/30
Rizky Dwi Nugroho/33

show more

Share/Embed