REKONSTRUKSI KOTA BATAVIA / JAKARTA 1730
ENSANE STUDIO ENSANE STUDIO
1.29K subscribers
33,817 views
727

 Published On Aug 1, 2024

Kontak : [email protected]

Support Channel ini dengan Superhanks atau saweria.co/ensane

Pada tahun 1611, VOC memperoleh izin untuk mendirikan sebuah rumah kayu dengan fondasi batu di Jayakarta sebagai kantor dagangnya. Mereka kemudian menyewa lahan seluas 1,5 hektare di dekat muara Sungai Ciliwung di bagian timur, yang digunakan sebagai kompleks perkantoran, gudang, dan tempat tinggal orang Belanda. Bangunan utama di area tersebut dinamai Nassau Huis.

Saat Jan Pieterszoon Coen menjabat sebagai Gubernur Jenderal (1618–1623), ia membangun sebuah bangunan baru yang disebut Mauritius Huis dan memperkuat pertahanan dengan membangun tembok batu tinggi lengkap dengan meriam. Ia juga membangun tembok tambahan setinggi 7 meter mengelilingi area yang mereka sewa, menjadikannya sebuah benteng yang kokoh sebagai persiapan untuk menguasai Jayakarta.

Pada 30 Mei 1619, Belanda melancarkan serangan terhadap Jayakarta dari benteng ini, memperoleh izin untuk berdagang, dan menghancurkan keraton serta hampir seluruh permukiman penduduk. Dari awal yang sederhana dengan bangunan kayu, VOC akhirnya menguasai seluruh kota. Meskipun Coen awalnya ingin menamai kota ini sebagai Nieuwe Hollandia, De Heeren Zeventien di Belanda memutuskan untuk menamainya Batavia sebagai penghormatan kepada orang Batavia.

Jan Pieterszoon Coen menggunakan semboyan hidupnya, “Dispereert niet, ontziet uw vijanden niet, want God is met ons,” yang berarti “Jangan putus asa, jangan merasa kasihan pada musuh, karena Tuhan bersama kita,” sebagai motto kota Batavia. Semboyan singkatnya, “Dispereert niet,” berarti “Jangan putus asa.”

Sound : Kr. Mata Ibu-O.K Gema Nada Pertiwi, Oud Batavia -Cafrino

show more

Share/Embed