Pecah Tangisan Anak Mantu Meninggalkan Keluarga Besarnya Belis Nagekeo Ana Nuka Sao
AUDY ADRIAN LAMBONESIA AUDY ADRIAN LAMBONESIA
26.2K subscribers
1,120 views
35

 Published On Aug 6, 2024

Pecah Tangisan Anak Mantu Meninggalkan Keluarga Besarnya Belis Nagekeo Ana Nuka Sao


Ana nuka sao “
Setelah malam hari berlalu dan juga proses pisi ti’i telah mencapai mufakat maka tiba waktunya pagi, di mana pada tahap berikutnya keluarga besar laki-laki akan kembali ke rumahnya membawa serta perempuan yang mereka sebut ”ana tu’a (anak mantu) untuk masuk menjadi kelurga besar laki-laki. Hal yang biasa dilakukan adalah setelah makan pagi, delegasi atau juru bicara utusan keluarga laki-laki akan menemui kelurga perempuan menyamapaikan maksud tersebut. Setelah di sepakati maka seluruh kelurga besar laki laki yang ada di penginapan di arahkan untuk kembali ke panggung utama di rumah perempuan untuk melakukan ritual “ Bheli bako “. Bheli bako adalah simbol kebersamaan sebelum perpisahan, pada tahap ini seluruh kelurga besar baik kelurga laki-laki ataupun juga kelurga perempuan saling menikmati siri pinang, maupun rokok, serta menikmati kopi bersama. Dalam momentum ini juga, kelurga besar perempuan akan silih berganti menasehati kedua mempelai, terutama anak perempuan mereka yang sebentar lagi akan pergi dan membentuk kelurga baru. Sebagian kelurga perempuan akan menyiapakan yang mereka sebut “ nalu ne “. Nalu ne ini semacam oleh oleh yang akan diberikan kepada pihak laki laki beruapa; babi, beras, kain adat, tikar, bantal, kue, dll.
Setelah mereka berpamitan kelurga besar laki-laki akan pulang ke rumahnya membawa serta si perempuan yang mereka sebut “ bu’e muzi”. Dalam perjalanan biasanya mereka akan bergembira dengan menyanyikan syair-syair adat sebagai wujud syukur kehadiran bu’e muzi di maksud. Setibanya di rumah laki-laki biasanya akan disambut dengan “ manu keka “ manu keka adalah tarian tradisional masyrakat Nagekeo umunya dimana para penari sekaligus bernyanyi syair-syair adat. Si perempuan tidak berangkat sendirian menuju rumah laki-laki, ia akan diantar oleh beberapa utusan kelurga besarnya yaitu para istri dari saudara-saudaranya, maupun sepupu perempuannya. Setelah makan bersama di rumah kelurga lelaki para pengantar akan kembali ke rumah perempuan.
Setelah empat hari berada di rumah laki-laki maka si perempuan bersama kelurga besar laki-laki akan kembali ke rumah si perempuan untuk melakukan ritual ” lalo la’e “ ritual ini sebagai penutup dari semua rangkaian dan tahapan dalam perkawinan adat menurut tradisi adat Labo.

show more

Share/Embed