Kirab Malam Selikuran Keraton Solo Menyambut Turunnya Lailatul Qadar
berita surakarta berita surakarta
871K subscribers
2,186 views
83

 Published On May 2, 2021

Keraton Solo gelar kirab peringati malam selikuran bulan Ramadan, Minggu (2/5/2021). 

Kirab dimulai sekira pukul 21.00 WIB dari Keraton Kasunanan menuju Masjid Agung Surakarta. 

Ratusan abdi dalem, sentono dalem, maupun prajurit keraton berjalan tanpa mengenakan alas kaki. 

Tradisi malam selikuran ini tak lain untuk memperingati datangnya malam Lailatul Qadar di Bulan Suci Ramadhan. 

"Tradisi ini yang tak lain untuk menyambut malam Lailatul Qadar. Tradisi ini rutin digelar sejak era Susuhunan Paku Buwono (PB) X," ucap Gusti Pangeran Haryo (GPH) Dipo Kusumo. 

Saat rombongan sampai di masjid, ratusan orang memanjatkan doa dan sekaligus mendoakan makanan yang diboyong dari keraton. 

Makanan itu adalah nasi tumpeng kecil yang sudah dibungkus. Di dalam bungkus tersebut terdapat cabai hijau besar dan telur puyuh. 

Selain itu, rombongan kirab juga memikul sebuah kotak dengan dinding kaca yang di dalamnya berisi nasi liwet. 

GPH Dipo Kusumo atau yang kerap disapa Gusti Dipo ini menjelaskan, tradisi ini tadi diawali dari kirab seribu nasi tumpeng. 

Selain itu, tambah Gusti Dipo, kirab malam selikuran atau malam seribu bulan tersebut untuk memperingari turunnya wahyu untuk Nabi Muhammad SAW. 

Satu di antara Abdi Dalem Karaton Solo yang biasa disapa Kus, meyakini ada berkah dari nasi tumpeng yang dia dapat. 

"Kalau nasi tumpeng ini tidak habis, akan saya keringkan. Lalu, nasi yang sudah kering akan ikut saya masak. Karena saya meyakini ada berkah," ungkapnya. 

Berkah yang dia maksud adalah rejeki yang didapat dari simbol nasi tumpenf akan mengalir terus. 

"Rejeki yang saya dapat ini adalah berkah. Seperti mengalirnya rejeki yang ada di Keraton Kasunanan Surakarta," tandasnya.

show more

Share/Embed