Konser Metal Trio Hijaber "VoB" Voice of Baceprot ★ Guerrilla Radio - RATM
PESIARnet PESIARnet
279K subscribers
9,801 views
188

 Published On Aug 19, 2018

Voice of Baceprot (VoB), band metal asal Singajaya, Garut Selatan, yang digawangi tiga remaja berhijab, unjuk kebolehan mereka dalam bermusik dan tampil memukau di @america, Pacific Place Mall, Jakarta Selatan, Sabtu (19/8/2017).
==========================

Voice of Baceprot, also known as VoB (the word for "noisy" in Sundanese, their ethnic language), is a three-piece metal band from Indonesia. The members, Firdda Kurnia (vocals, guitar), Euis Siti Aisyah (drums) and Widi Rahmawati (bass) met and formed the band in 2014, as schoolgirls. Their school's music teacher, Erza Satia, is now their manager.

The trio, who are all Muslims, have faced opposition from conservative Muslims, in their home town of Garut, in West Java. However, others have been supportive.

Kurnia said:
"Wearing a hijab should not be a barrier to the group's pursuit of its dream of being heavy metal stars... I think gender equality should be supported because I feel I am still exploring my creativity, while at the same time, not diminishing my obligations as a Muslim woman"

All three wear the hijab on stage. Siti, the drummer, stated that her parents originally opposed her involvement in the group, but changed their minds when the band won an award at a music festival. They sing in English language as well as Sundanese, and have gained a wide social media presence outside Indonesia.

Voice of Baceprot
Origin :
Garut, West Java, Indonesia
Genres :
Nu Metal, Funk Metal, thrash metal, progressive metal, rap metal

Years active 2014–

Members
Firdda Kurnia (vocals, guitar)
Euis Siti Aisyah (drums)
Widi Rahmawati (bass)
==================

Voice of Baceprot, Band Hijab Aliran Metal.

Band ‘Voice of Baceprot’ yang bergenre metal ini tengah jadi pembicaraan di Indonesia. Pasalnya, anggota mereka terdiri dari tiga gadis remaja berjilbab yang mahir bermain gitar, bas, dan drum.

Band yang berdiri tahun 2014 ini juga sering tampil di panggung-panggung tanah air. Beberapa hari lalu, misalnya, Voice of Baceprot bermain musik bersama salah satu band terbesar di Indonesia, Superman Is Dead di depan ribuan penonton.

Firdda Kurnia, sang vokalis, baru saja merayakan ulang tahun ke-17. Dia adalah anggota tertua sekaligus juru bicara grup musik tersebut. Firdda menjelaskan bahwa perjalanan mereka tidak mulus seperti kelihatannya.

Setiap hari sepulang sekolah, para gadis ini bertemu dan berlatih selama tiga jam. Kerja keras mereka pun mulai terbayar. Penggemar Voice of Baceprot tidak hanya berasal dari penjuru nusantara tapi juga luar negeri, mulai dari Inggris sampai Australia.

“Dulu keluarga awalnya ngga mendukung. Mereka mungkin ngga tahu kegiatan kita kayak gimana. Terus kan musik itu selalu diidentikan dengan pergaulan bebas. Tapi setelah tahu kegiatan kita seperti apa, mereka mulai memberikan dukungan,” kisah Firdda.

Bukan hanya orang tuanya saja yang tidak mendukung. Ada banyak pula orang yang menghujat dan menjadi pengkritik agresif yang mengancam mereka, baik di rumah maupun media sosial.

Namun, Firdda mengatakan mereka tidak takut dengan tanggapan orang-orang itu.

“Kami ingin membuktikan bahwa perempuan hijab juga bisa berkarya lewat musik metal tanpa harus meninggalkan kewajiban kami sebagai Muslimah, yang memiliki kewajiban untuk menutup aurat,” tegasnya.

Mereka mengaku banyak belajar dari band metal seperti Slipknot, Metallica, dan System of a Down, untuk menggunakan musik sebagai sarana menyampaikan kritik sosial.

Dengan terus meningkatnya intoleransi di Indonesia, pesan mereka menjadi salah satu harapan. Saat ini sudah empat lagu yang mereka hasilkan dan Firdda bercerita tentang salah satunya.

“Itu judulnya What’s The Holy Today. Sekarang kan orang-orang lebih banyak merasa dirinya sendiri yang benar. Selain dia, orang lain salah. Rasa egoisme. Toleransi juga sudah mulai susah ditemukan,” tutur Firdda.

Voice of Baceprot punya mimpi untuk membuat album yang bisa didengar sampai ke luar negeri. Mereka juga ingin tampil di festival mancanegara, khususnya negara Inggris, Amerika, dan Australia.

“Jangan takut tampil beda. Tetap percaya diri tampil beda menyuarakan idealisme, mempertahankan idealisme yang mereka punya. Dan pastinya, kebanyakan sekarang Muslimah itu dipandang sebelah mata. Dan kami ingin mematahkan presepsi itu, bahwa Muslimah seperti kami juga bisa berkarya dan punya idealisme yang ngga bisa diganggu gugat siapapun,” tegas Firdda.

Sumber: https://goo.gl/9EdZ7r

show more

Share/Embed