sai berbelanja batik di Pasar Beringharjo, perut terasa bergejolak meminta tumbal berupa kuliner Jogja yang leker. Gudeg, sudah pernah. Mie ayam atau bakso, sering banget. Timbul ide mencari kuliner Jogja yang ekstrem atau tak biasa pada diri redaksi Santap Jogja. Kira kira apa ya, Santap Mania?
Ketika ke luar dari Pasar Beringharjo sebelah Selatan, redaksi menemukan kuliner unik yaitu sate kere. Beberapa ibu berkebaya menjajakan sate yang disebut juga kuliner Jogja asli dengan kipasnya memanggang sate dan beroleh kepulan asap yang luar biasa. Bau menyengat masuk hidung dan sekejap imajinasi liar yang mengatakan sate ini enak sudah menempel di otak. Jenis kuliner seperti apa sate kere itu? Apakah menyanyapnya otomatis kita tertolak bala dari kemiskinan
SATE GAJIH nan GURIH
Sate kere di Pasar Beringharjo berupa gajih sapi pilihan yang dibumbui rempah dan dibakar lalu disajikan dengan bumbu kecap manis. Di Solo, ada pula sate kere namun bahan dasarnya tempe gembus dan kuahnya santan. Sate kere Jogja punya citarasa tersendiri karena rasanya kombinasi gurih dan manis. Tak jarang, jika Santap Mania beruntung akan mendapati sisipan daging atau sandung lamur yang memberikan nuansa kuliner yang hebat.
Kuliner Jogja yang satu ini merupakan warisan nenek moyang yang terus dilestarikan hingga kini. Beberapa ibu mengaku jika mereka menjajakan sate kere karen mencintai kuliner Jogja ini. Setiap hari mulai pukul sepuluh pagi hingga Pasar Beringharjo tutup yaitu empat sore para ibu itu duduk di kursi kecil atau dingklik sembari menawarkan sate kere mereka.
Di tengah era moderen yang memberikan pilihan kuliner cepat sajian dan semakin populernya kuliner Jogja yang lain, sate kere Pasar Beringharjo masih eksis dan memberi warna pada khazanah kuliner Jogja. Santap Mania ingin mendengar sate kere musnah kan? Jika tidak menginginkannya, sila menyambanginya di sebelah Selatan Pasar Beringharjo! Kalau ada asap mengepul dengan bau menyengat, itulah SATE KERE!