“SERANGAN FAJAR”
Margono adalah seorang calon pemimpin kepala Daerah. Beliau merupakan sosok yang adil yang demokratis. Pada pencalonannya kali ini bahkan beliau tidak memaksakan untuk anggota keluarganya memilih dia.
Suatu hari terjadi kesalahpahaman antara Margono dan Codot. Hal ini dipicu karena provokasi Codot kepada para warga yang menyebutkan bahwa Margono telah melakukan money politic. Padahal informasi yang ia dengar sepotong sepotong, hingga membuat dia berspekulasi. Lebih parahnya ia menyebar berita tersebut tanpa klarifikasi dari Margono.
Keributanpun tak terelakkan. Codot bersama para warga berbondong-bondong menemui petugas Bawaslu untuk melaporkan kecurangan yang dibuat Margono. Apes bagi Codot, ia malah kena ancam pasal pencemaran nama baik karena telah memberikan informasi palsu yang berujung fitnah.
Margono yang turut hadirpun memberikan penjelasan bahwa yang ia bagi bagikan adalah beras yang merupakan hasil panen dari sawahnya sebagai upah kepada para pekerja yang telah membantunya menggarap sawah.
Meski demikian, Margono bersikap bijak dengan tidak memperkeruh suasana dan memaafkan tindakan Codot yang keliru itu. Begitu pula dengan petugas Bawaslu yang memberikan solusi dan informasi agar tidak lagi terjadi hal yang sedemikian rupa.
Karena kerukunan dan kesadaran antar warga adalah kunci terciptanya Pilkada damai.