Siapakah Yang Layak Disebut "WONG SH"? || Makna Setia Hati (SH) Yang Sesungguhnya | Renungan Ke-SHan
STK Dihatiku STK Dihatiku
18.3K subscribers
8,043 views
140

 Published On May 25, 2022

Renungan Ke SH-an

----------

SH (Setia Hati) itu sebenarnya bukan perguruan pencak silat, tetapi lebih sebagai sistematika kebatinan. Pencak silat hanya merupakan bagian yang ada di dalam SH. Sebagai sistematika kebatinan, artinya SH itu berupaya menuntun saudara SH itu untuk melalui laku dan pembuktian, dalam artian saudara SH itu harus melalui tahapan Input (kecer/penerimaan ke-SH-an), Proses (latihan serta laku batin), dan lalu Output (pengamalan di dalam kehidupan).

Jadi SH itu adalah sebuah proses dan pencapaian pribadi. Bukan merupakan warisan atau hadiah dari organisasi/paguyuban, juga bukan warisan atau hadiah dari figur karismatik tertentu. Mungkin di tempat lain ada istilah "amal uripku sak penak e wae, pokok mati urip nggandul sarunge kyai", amal kehidupanku sesukanya saja, pokok hidup dan matiku mengikut sarung/barokahnya kyai. Sistem fatalis semacam itu tidak bisa berlaku di dalam sistematika kebatinan SH. Yang disebut SH (Setia Hati) itu sama seperti konsepsi Rasa Sejati dalam ajaran Kebatinan Jawa, semua itu harus kita capai individu per individu, tidak ada sistem calo calonan, tidak ada model sistem yang menggantungkan diri pada pencapaian, berkat, syafaat, atau barokah dari orang lain. Maka tidak pernah ada itu istilah nggandul jarike Eyang Suro atau nggandul celananya tokoh-tokoh pendiri turunan SH yang lain. SH mengajarkan jalan kebatinan yang mandiri.

Jika kita berbuat selaras dengan ajaran luhur SH, maka buah karma baik tentu akan datang menyertai. Tetapi jika kita berbuat yang sebaliknya, maka jelas buah karma buruk yang akan tunai menyertai. Jika kita mau berproses dalam ber-SH, maka tentu kita akan mencapai apa yang disebut Wong SH. Tetapi jika kita hanya ongkang-ongkang kaki tidak mau berproses dalam ber-SH dan hanya mengandalkan kefanatikan simbolik maka tentu akan mustahil bisa mencapai tataran sebagai Wong SH. Jadi dalam sistematika SH itu kita tidak akan pernah bisa mengandalkan dan berlindung saja dibalik bayang-bayang kekuatan batin dari para guru kita.

Jadi seharusnya adalah sangat aneh jika ada orang mengaku kadang SH tapi berbuat sak penak e dewe, hobi konvoi wor-woran, dan antem-anteman saling lempar batu dengan kadhang SH beda organisasi, bahkan sampai menimbulkan kerugian finasial, fisik, dan ketakutan yang mencekam di benak masyarakat non SH.

Seberapa lantang orang mengaku kadang SH, seberapa mahir dan tuntas dalam pelajaran pencak silat SH. Tetapi jika ia tidak berhasil dan matang dalam 3 tahapan, Input, Proses, dan Output sistematika kebatinan SH, maka kebanyakan ia hanya akan menjadi kadang SH yang mbelgedes.

----------
author:
Alvian Fachrurrozi
Ngawi, 25.05.2022
.
...
.
...
.
...
.
.
#stkdihatiku #pshw #psht

show more

Share/Embed