Langu Budaya: Panggung Belajar Anak-Anak Sanggar Santhi Budaya, Buleleng, Bali
tatkala dotco tatkala dotco
311 subscribers
229 views
20

 Published On Feb 1, 2024

HUJAN baru saja reda, saat anak-anak itu selesai berias. Mereka mengenakan busana macam-macam. Ada yang memakai gelungan dengan motif yang rumit, ada pula yang cukup mengenakan udeng sederhana di kepalanya.
Seorang remaja melintas, membawa gender—alat musik pukul logam yang menjadi bagian dari perangkat gamelan Jawa dan Bali—di pundaknya. Dengan hati-hati ia melangkah. Sesekali mencoba menghindar dari kubangan-kubangan air di paving yang amblas dan tak rata. Temannya yang usil mencoba menggodanya sembari tertawa. Remaja malang itu pasrah, saat jari-jari temannya menggelitiki pinggangnya. Ia mencoba memberontak, tapi beban berat di pundaknya adalah kemustahilan. Mereka berdua tertawa.
“Sini, kalian kumpul dulu,” ujar seorang pemuda berkaca mata meminta sekumpulan anak laki-laki yang sedang bercanda itu berkumpul di depan kori agung di madya mandala Puri Kanginan Buleleng. Pemuda itu seperti induk ayam yang cemas sebab anak-anaknya berlalu-lalang ke sana-ke mari. Ia menggerakkan lengan seperti hendak memeluk. Anak-anak kecil itu menurut seperti kerbau yang dicucuk hidungnya.
“Buat dua kelompok, ya. Yang ini empat, yang ini lima,” katanya sembari membagi sembilan anak itu menjadi dua kelompok. Sebelum membubarkan, pemuda berkaca mata itu meminta anak-anak mengingat baik-baik kelompoknya. “Jangan sampai tertukar,” sambungnya tegas.
Malam sudah beranjak. Awan hitam kembali mendaulat langit. Di atas puri yang bersejarah itu, langit benar-benar gelap. Seorang dosen muda bertubuh tambun yang mengantar anaknya terlihat cemas. “Sepertinya hujan akan turun lagi,” ia berkata kepada dirinya sendiri. Dan benar, langit kembali bocor. Anak-anak, remaja, orang tua, segera mencari tempat berteduh. Padahal, pementasan malam itu hendak dimulai.
Ya, anak-anak itu, memang sedang bersiap untuk pentas tari di Puri Kanginan Buleleng, tepatnya di kanista mandala atau pemedal agung, Minggu (21/1/2024) malam. Mereka merupakan anak didik dari Sanggar Seni Santhi Budaya yang dibina dan dipimpin oleh I Gusti Ngurah Eka Prasetya, pemuda berkaca mata yang meminta anak-anak untuk berkumpul tadi. Pentas tari ini termasuk ke dalam program “Langu Budaya” yang diselenggarakan setiap minggu di Puri Kanginan.
“Kami mulai program ini pada bulan Juli 2023. Dulu, selama tiga bulan, kami coba selenggarakan satu bulan sekali setiap minggu ketiga. Tapi karena antusias yang tinggi dan jumlah siswa di sanggar banyak, mulai bulan Oktober, langu budaya ini diadakan sekali dalam seminggu di hari Minggu,” Gus Eka menerangkan sesaat setelah seorang anak didiknya menyapanya.

Baca selengkapnya di www.tatkala.co
https://tatkala.co/2024/01/22/langu-b...

#kesenianbali #buleleng #seni

show more

Share/Embed