Pura Luhur Poten Bromo

Suku Tengger :
Suku yang mendiami dataran tinggi di pegunungan Bromo - Tengger - Semeru, Jawa Timur, Indonesia.

Mereka dipercaya merupakan keturunan dari kerajaan Majapahit yang sebagian besar adalah pemeluk agama Hindu..
Namun bila dalam agama Hindu ada sistem kasta, lain halnya dengan yang dianut oleh masyarakat Tengger.
Mereka mengikuti ajaran Rara Anteng dan Jaka Seger, yang mengajarkan rasa persaudaraan yang kuat, sehingga tidak ada sistem kasta pada kehidupan masyarakat Tengger.
Dalam berkomunikasi, suku Tengger menggunakan bahasa Jawi Kuno.

Hingga kini, masyarakat Tengger bermata pencaharian sebagai petani.
Dalam kehidupan masyarakat Tengger, sosok yang dianggap penting adalah dhukun.
Dhukun adalah sebutan untuk pemimpin upacara sekaligus pemimpin adat.
Dhukun dibantu oleh dua orang yang disebut wong sepuh dan legen.

Gunung Bromo adalah tempat sakral bagi masyarakat Tengger. Mereka mempercayai gunung ini adalah gunung suci, dan setiap satu tahun sekali, masyarakat Tengger mengadakan upacara adat. Telatnya di Pura Luhur Poten Bromo dan berlanjut ke puncak Gunung Bromo.
Masyarakat Tengger percaya, bahwa Pura tersebut kediaman Isa Sang Hyang Widi Wasa yang merupakan perwujudan dari Dewa Brahma.
Sedangkan nama Poten berasal dari kata empot-empoting ati (hati yang terdalam).
Upacara adat itu disebut Yadnya Kasada.
Yang merupakan upacara persembahan untuk Sang Hyang Widhi dan para leluhur.
Digelar setiap bulan Kasada hari ke-14 dalam penanggalan tradisional Hindu Tengger. Diadakan pada bulan Agustus-September pada bulan purnama.

Seiring berkembangnya pariwisata di Taman Nasional Bromo-Tengger-Semeru ini, beberapa dari masyarakat Tengger kemudian berprofesi sebagai pemandu wisata, dan pedagang, seperti pedagang di bawah kaki gunubg Bromo ini.

The enD

#puraluhurpoten #puraluhurpotenbromo #gunungbromo #tamannasionalbromotenggersemeru #puraluhur #jawatimur #bromo