Published On Jul 19, 2012
Get it on:
https://meruangwaktu.fanlink.to/yinpenta
Original composition by Ismu Utoro
/ ismu.utoro
Arranged by Ismu Utoro & Budi Sadono (Jo Doe)
/ budisadono
Recorded in 2005 at Gayam 16 studio, Yogyakarta, Indonesia
Engineered by Ari Wulu
/ ariwulu
The Performer
Demung by Ismu Utoro
/ ismu.utoro
Saron 1 by Ardian Sigit Nugroho (Jenthik)
/ ardian.s.nugroho
Saron 2 by Indra Wibawa
/ indra.cecax
Saron on rehearse by Singgih Purnomo (Ibenk)
/ suarabising
Peking by F. Yanuar Sutanto
/ antonius.sutanto.58
Bonang Barung by Citra Pratiwi
/ citra.pratiwi.5621149
Gambang by Iwan Raditya (Kidung Kelana)
/ kidungkelana
Electric Guitar by Budi Sadono (Jo Doe)
/ budisadono
Electric Bass Guitar by Ferganata Indra (Jack)
/ ferganata
Drum & Percussion by Lukas Totom
/ lukas.totom
Bedug on recording session by Donny Baskoro
/ donny.baskoro
Kata orang kepala kami mulai botak! maka kami ambil cermin untuk membuktikannya, setidaknya agar kami bisa tersenyum setelah kami melihatnya sendiri.
Proses pembuktian membawa kami menyusuri pengalaman-pengalaman hidup sebagai tonggak-tonggak pedoman arah sikap. Kalau kami tahu kepala kami memang botak, tidak berarti "lalu kami bingung harus bagaimana?" tapi justru senyumlah yang merekah.
Menerima dulu apa adanya membuat kami bisa tersenyum. Lhah...sumarah lan sumeleh membuat keadaan tetap seimbang bukan?...tidak dan bukan semata-mata benar-salah atau baik-buruk, tapi ya memang demikian adanya.
Bercermin dari pengalaman, maka kami harus berpengalaman. Proses eksperimen musik kali ini hingga sampai pada pemanggungannya pun merupakan bentuk kegelisahan kami akan pengalaman baru. Jika pada awal ada harapan pada prosesnya terhampar kenyataan. Kadang harapan tidak selalu bergandengan erat dengan kenyataan. Justru disini asyiknya. bagaimana menikmati setiap detik waktu sebagai butir-butir jawaban yang tak terelakkan dan bukannya sekadar menunggu di dalam ruang kosong tak bermakna.
Dari mulai pencarian personel pemusik hingga jenis pengolahan musik yang kami pilih merupakan kerangka pikir yang secara sadar kami bangun untuk menyusuri jembatan pengalaman menuju sikap sumarah lan sumeleh. Tantangan harus tetap dijawab, tapi bentuk jawabannya yang harus tepat terpilih. Inilah kekayaan baru yang berhasil terhimpun. Kini kami sampai di seberang. Namun hanya sebuah penyeberangan. Dan kami masih hidup.
Maka nanti atau esok kami harus menyeberang lagi. Bekal kini makin bertambah.
Kalau memang harapan tak selalu dekat dengan kenyataan, toh kami masih selalu berani untuk terus berharap...dan keyakinan kami harapan selalu menjadi keniscayaan jika kita benar-benar tahu dan tahu benar-benar apa yang kita harapkan....
...sampai kepala kami gundul dan tidak hanya botak sekalipun !!!
MERUANG WAKTU 1 st, 2 & 3 Februari 2001, Purnabudaya Yogyakarta