Sentul circuit history 28th | perjalanan sejarah sirkuit sentul bogor indonesia 28 tahun
alfatih 2.10 alfatih 2.10
2.28K subscribers
473,129 views
4.1K

 Published On Aug 21, 2021

happy birthday sentul sirkuit yang ke 28
22 Agustus 1993 - 22 Agustus 2021

Sirkuit Internasional Sentul adalah sebuah sirkuit balap yang terletak di desa Sentul, Babakan Madang, Bogor, Jawa Barat, Indonesia. Sirkuit ini pernah digunakan untuk menyelenggarakan balap motor, ajang Asian F3, ajang A1 Grand Prix, ajang GP2 Asia dan tercatat pernah menjadi penyelenggara MotoGP dari 1996 hingga 1997.

Usaha dalam membangun sirkuit Formula Satu kedua di Asia setelah Jepang adalah Indonesia, dimana Hutomo Mandala Putra - putra presiden Indonesia kala itu Soeharto - memelopori pembangunan sebuah sirkuit di Sentul.

Dengan panjang 4,12 kilometer, Sirkuit Internasional Sentul diharapkan dapat menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara penyelenggara Formula Satu, hingga akhirnya pada tahun 1997, krisis moneter di Asia menyebabkan hal tersebut tidak mungkin dilaksanakan. Rampung pada tahun 1994, fasilitas yang ada kini telah sedikit tertinggal oleh perkembangan zaman, hingga menyebabkan sirkuit ini tidak cocok menyelenggarakan ajang yang super cepat sekelas F1.

Namun, sirkuit ini tetap cocok bagi pembalap untuk berkompetisi di ajang Asian Formula 3 Super Series. Setelah diadakan beberapa perbaikan di beberapa bagian sirkuit untuk mencapai standar yang ditetapkan FIA untuk menyelenggarakan balapan seperti A1 Grand Prix, yaitu tingkat 2 (tingkat 1 adalah standar untuk menyelenggarakan balapan sekelas F1) maka Sirkuit Sentul akhirnya dapat menyelenggarakan A1 Grand Prix selama dua musim (2005-06 dan 2006-07).

Sirkuit Internasional Sentul pernah menjadi tuan rumah seri Asia Talent Cup pada tahun 2014,dan Asia Road Racing Championship hingga tahun 2018.Sirkuit ini juga digunakan sebagai lokasi pertandingan balap para-sepeda nomor jalan raya dalam Pesta Olahraga Difabel Asia 2018. Kini, Sirkuit Sentul masih digunakan untuk berbagai ajang dan kegiatan otomotif, namun lebih banyak untuk ajang balap motor dan ajang balap mobil ISSOM, yang juga diadakan sepanjang tahun.

Harapan dan cita-cita

Sirkuit Sentul, dengan trek sepanjang 3,9 kilometer (kini 4,2 kilometer), awalnya dibangun atas visi putra bungsu Presiden Soeharto, Hutomo Mandala Putra atau Tommy Soeharto selaku Ketua Umum PB Ikatan Motor Indonesia (IMI) bersama Tinton Soeprapto dan Tunky Ariwibowo serta dukungan pemerintah. Meski peletakan batu pertama pembangunannya dilakukan pada 1986, proyeknya baru berjalan pada 1990. Kesulitan sponsor menjadi penyebabnya.

“(Alokasi dana – red) dari kita sendiri (IMI), dari BP Ancol, juga dari Gaikindo. Tenaga desain lay out-nya dari FIA dan FISA yang disesuaikan dengan lahan yang ada,” ungkap Tommy Soeharto di tabloid Otomotif edisi 27 tahun 1991.

Menurut rencana awal, Sentul akan punya trek sepanjang sekira 4,2 kilometer. Tommy menjelaskan, Sentul dibangun untuk balap mobil Formula 1 sehingga menggunakan desainer-desainer dari FISA dan FIA (otoritas balap Formula One-F1).

Dalam perjalanan, desain trek “disunat” 40 persen, menyisakan 3,9 kilometer. Fasilitas penunjang balapan yang dipunyai Sentul juga belum memuaskan pihak FIA. F1 Grand Prix Indonesia pun batal.

Sirkuit yang rampung pada 1992 dan diresmikan Presiden Soeharto pada 22 Agustus 1993 itu justru kemudian mampu menjadi tuan rumah MotoGP Indonesia pada 7 April 1996. Tentu setelah Sentul mendapatkan beberapa pembenahan, yang dilakukan pada Januari sebelumnya. Menurut Kompas 7 April 1996, butuh dana 2 juta dolar Amerika untuk menggelar seri ke-15 MotoGP 1996 itu.

Hajatan berjalan lancar. Sekira 100 ribu penggila balapan dunia menyesaki tribun-tribun penonton. Balapan yang terdiri dari tiga kelas itu dimenangi “Mick” Doohan (kelas 500cc), Tetsuya Harada (kelas 250cc) dan Haruchika Aoki (kelas 125cc). Presiden Soeharto turun langsung meyerahkan trofi untuk kelas teratas.

Hal itu jadi panggung politik tersendiri buat pemerintahan Soeharto. Saat itu, pemerintahannya mendapat kecaman dan kritik masyarakat Australia terkait kasus-kasus pelanggaran HAM di Timor Timur. Kebetulan, Doohan yang memenangi MotoGP Indonesia 1996 itu merupakan racer asal Negeri Kanguru. “Kesediaan Presiden Soeharto menyerahkan penghargaan kepada Doohan merupakan bukti sikap bersahabat Indonesia terhadap Australia,” tulis Kompas, 8 April 1996.

Dukungan pemerintah terhadap perhelatan MotoGP Indonesia juga tak lepas dari niat promosi Indonesia ke dunia internasional. “Ini merupakan promosi besar-besaran tentang Indonesia ketimbang kegiatan muhibah-muhibah ke luar negeri,” tutur Menpora Hayono Isman, dikutip Kompas.

Tahun berikutnya, Indonesia masih mendapat kepercayaan menggelar MotoGP Indonesia. Tadayuki Okada, Max Biaggi, dan legenda hidup yang masih aktif balapan, Valentino Rossi, masing-masing menjuarai kelas 500cc, 250cc, dan 125cc.

#Trendingsirkuitsentul

show more

Share/Embed