sejarah pura puncak bukit kembar..
Jro Pandit Spiritual Jro Pandit Spiritual
114K subscribers
10,027 views
115

 Published On Feb 9, 2022

Berdasarkan agama Pramana atau dari sumber-sumber yang dapat dipercaya, bahwa asal-usul dari pembuatan Tapakan Nawa Sanga, baris manca Warna dan tapakan Ratu Lingsir, berawal dari Krama Subak Poyan/Peneng dengan anggota 200 KK berkehendak membuat empangan (empelan-bhs. Bali) dengan membawa perbekalan (logistik), namun dalam usaha pembuatan empangan tersebut selalu mengalami kegagalan, maka dari itu krama subak Poyan/Peneng memutuskan untuk menghadap (tangkil) kepada I Gusti Agung Nyoman Gede di Puri Perean, mohon Agar I Gusti Agung Nyoman Gede berkenan pergi (lunga) ke tempat pembuatan empangan, setelah kata mufakat tercapai, maka I Gusti Agung Nyoman Gede bersama dengan krama Subak Poyan/Peneng menuju tempat pembuatan empangan dengan perbekalan secukupnya, namun sebelum dimulai dengan pekerjaan membuat empangan, I Gusti Agung Nyoman Gede pada tempat menaruh bekal (takilan) memohon kehadapan Tuhan Yang Maha Esa dengan doa agar pekerjaan pembuatan empangan dapat berhasil dan dari doa tersebut terdengar sabda yang isinya agar Ida Bhatara Pucak Rsi, Ida Bhatara Trate Bang, dan Ida Bhatara Bratan agar dibuatkan tapakan nawa Sanga dan Baris Manca Warna beserta dengan Ratu Lingsir, jika berkeinginan pembuatan empangan berhasil dengan baik yang distana linggakan di Pura Luhur Pucak Kembar.

Karena hal tersebut diatas telah digariskan oleh Hyang Dewata, maka pada tahun 1885 Masehi dibuatlah tapakan seperti tersebut di atas sebagai pemujaan terhadap manifestasi Tuhan Yang Maha Esa yang sampai saat ini masih dilestarikan, disakralkan dan disucikan sebagai wahana memusatkan pikiran kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa di samping itu terdapat tombak Tri Sula dan Cakra (dikramatkan dengan tidak boleh menyentuh tanah).
#Puradibali #sejarah #mitos

show more

Share/Embed