Gunung Bukit Raya Kalimantan #1 - Cerita Pendakian
Indra Gumilar Indra Gumilar
3.8K subscribers
3,073 views
77

 Published On Premiered Mar 16, 2022

Kalimantan memiliki hutan yang sangat luas, ia dijuluki sebagai paru-paru dunia. Diantara rapatnya hutan kalimantan, terdapat satu Gunung yang menjadi salah satu tujuan bagi para pemburu 7 summits Indonesia. Gunung Bukit Raya, Bukit Raya merupakan Gunung tertinggi di Kalimantan.

Perjalanan panjang kami tempuh untuk menuju ke Gunung Bukit Raya, dihari pertama kami mulai bergerak ke Nanga Pinoh melalui perjalan darat, Nanga Pinoh terletak di Kabupaten Melawi Provinsi Kalimantan Barat. Waktu tempuh yang diperlukan sekitar 8 jam. Kami bermalam di Nanga Pinoh sebelum melanjutkan perjalanan panjang berikutnya di hari ke dua.

Gunung Bukit Raya tergolong istimewa, untuk menggapai suatu hal yang istimewa memang membutuhkan perjuangan yang lebih besar.

Di hari kedua, kami melanjutkan perjalanan menuju ke Desa Rantau Malam, Desa terakhir sekaligus menjadi pintu gerbang pendakian Gunung Bukit Raya.

Diantara perjalanan yang berliku dan panjang, yang satu ini menjadi rute favorit saya. Ya, perjalanan menyusuri sungai selama berjam-jam sampai ke tujuan.

4 jam pertama kami habiskan diatas kapal speedboat yang kecil, lincah dan cepat, pada mulanya saya cukup ketakutan, namun lama-lama malah ketagihan. Saya sangat takjub dengan bagaimana luas dan panjangnya sungai-sungai yang ada di kalimantan, seperti pembulu darah yang tak berujung.

Moda transportasi kapal di sungai menjadi pemandangan sekaligus pengalaman baru bagi saya. Sangat menarik rasanya melihat masyarakat yang lalu lalang menggunakan kapal untuk beraktifitas. Tidak ada kemacetan yang berarti layaknya di jalan raya, satu-satunya masalah bagi kapal-kapal disana adalah pendangkalan sungai akibat banyaknya penambangan emas di bibir-bibir sungai. Atau kendala alami seperti surutnya air dimusim kemarau yang membuat kapal lebih sulit untuk bermanuver.

hari sudah gelap ketika kami tiba di Desa Rantau Malam. Konon menurut masyarakat setempat, desa tersebut dinamakan Desa Rantau Malam karena setiap orang yang datang atau merantau kesana akan sampai pada saat hari sudah gelap, maka disebutlah Desa Rantau Malam.

Salah satu ciri yang menandakan bahwa kita sudah dekat ke desa Rantau Malam adalah kondisi air yang jernih yang berbeda bila dibandingkan dengan kondisi air sungai sebelumnya yang di dominasi warna cokelat pekat. Air sungai di rantau malam sangat jernih terjaga dan asri. Dasar sungai pun dapat terlihat cukup jelas.

Penduduk Desa Rantau Malam di dominasi oleh Suku Dayak Uud Danum, yang artinya suku dayak yang tinggal di sekitar hulu sungai. Di desa ini tidak ada listrik dan jaringan telekomunikasi yang memadai.

Pada pendakian ke Bukit Raya, terdapat ritual upacara adat yang perlu kami ikuti sebelum dan sesudah pendakian.

Secara garis besar, maksud dari ritual tersebut adalah untuk mendoakan kami para pendaki beserta seluruh tim pendakian agar diberikan keselamatan selama melakukan pendakian ke Bukit Raya hingga pulang ke rumah.

Sebagai tamu kami harus mematuhi dan menghormati adat istiadat yang berlaku di desa rantau malam.

Selepas ritual upacara adat, kami tertidur lelap, mengisi energi kembali untuk petualangan yang lebih berat esok hari.

✔︎ This video contains music from Scott Buckley start from 0:04 - 3:53
Bring Me The Sky by Scott Buckley – released under CC-BY 4.0. www.scottbuckley.com.au

scottbuckley.com.au

✔︎ Follow Sosial Media :
Instagram @indragmilr   / indragmilr  
Facebook @indragmilr   / indragmilr  
Blog https://www.ceritapendaki.id

✔︎ Trip Operator Gunung Bukit Raya :
Ogi'e Travel   / ogie_travel  

✔︎ Tim Cerita Pendakian Gunung Bukit Raya :
Yuda   / sesarahjs  
Azis Abdullah   / ethnictraveler  
Nova Adem   / novaadem  
Falah   / zan_falah  
Trianko Hermanda   / slankovic  
Syailendra   / syail_indra  
Fita Kuswanto   / fita_kuswanto  
Erlina   / erlinahoo  
Lina   / lin_4  
Ancha   / b4ng__ke  

Indra Gumilar
© 2022

show more

Share/Embed