Video Pendek: Tidaklah Tercela Menjadi Orang Kaya - Ustadz Fariq Gasim Anuz
Bali Mengaji Bali Mengaji
234K subscribers
452 views
23

 Published On Jun 1, 2024

Hidup Kaya Tidak Tercela
Masya Allâh, “Sudah kaya, taat beragama, rajin beribadah,  berinfakpun tidak pernah putus.” Demikianlah kira-kira pujian terhadap orang yang memiliki banyak harta, berahklaq baik dan taat menjalankan perintah agama.

Bagaimana seharusnya seorang muslim menyikapi harta kekayaan yang dimilikinya, haruskah dia kaya, atau biasa-biasa saja, ataukah terima apa adanya ?

Harta kekayaan merupakan nikmat Allâh yang harus disyukuri. Kaya di dunia bukan satu hal yang tercela. Namun yang menimbulkan cela adalah prilaku orang berduit yang rakus dan tamak terhadap harta. Dalam rangka menumpuk harta, mereka tak segan-segan menggunakan cara yang tidak halal. Setelah berhasil meraihnya, mereka tidak menunaikan haknya, bakhil, membelanjakan harta bukan pada tempatnya atau bahkan sombong karenanya, sehingga Azza wa Jalla berfirman :

إِنَّ الْإِنْسَانَ خُلِقَ هَلُوعًا ﴿١٩﴾ إِذَا مَسَّهُ الشَّرُّ جَزُوعًا ﴿٢٠﴾ وَإِذَا مَسَّهُ الْخَيْرُ مَنُوعًا

Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir. Apabila ia ditimpa kesusahan ia berkeluh kesah. Dan apabila ia mendapat kebaikan ia amat kikir.[al-Ma’ârij/70:19-21].

Agar sukses dan bahagia di dunia dan akherat, Azza wa Jalla mengarahkan para hamba-Nya agar berdo’a sebagaimana firman-Nya :

رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

Wahai Rabb kami ! Karuniakanlah kepada kami kebaikan di dunia dan di akhirat dan jagalah kami dari siksa api Neraka. [Al-Baqarah/2:201]

Imam Khâzin rahimahullah menegaskan dalam tafsirnya bahwa Azza wa Jalla membagi umat manusia yang berdo’a menjadi dua;  (pertama) kelompok yang hanya berdo’a untuk kepentingan dunia. Mereka ini adalah orang-orang kafir, karena mereka tidak menyakini hari kebangkitan dan akhirat. Sementara kelompok lain (kedua) yaitu orang-orang mukmin yang menggabungkan dalam do’a mereka antara kepentingan dunia dan akherat. Dengan alasan bahwa manusia diciptakan dalam keadaan lemah yang selalu kekurangan, tidak sanggup hidup sengsara dan terlunta-lunta. [Lihat tafsir Lubâbut Ta’wîl, Imam al-Khâzin, 1/ 134.]

Referensi : https://almanhaj.or.id/38500-muslim-k...

#islam
#kajianislam
#dakwah

Subscribes, Like dan follow akun Bali Mengaji:
Instagram :   / balimengaji  
YouTube Channel :    / balimengaji  
Fan Page: www.facebook.com/balimengaji/
Twitter: Bali Mengaji
Telegram: www.telegram.me/balimengaji

show more

Share/Embed