Sapardi Djoko Damono - Kuhentikan Hujan ( Lirik Video ) // Musikalisasi Puisi
MyGombez MyGombez
308 subscribers
50,569 views
938

 Published On Nov 24, 2017

Makna Puisi

( Kuhentikan hujan )

Terlalu banyak masa lalu yang begitu kelam. Penuh penyesalan. Tangisan kekecewaan. Bahkan teriakan putus asa. Membayang dalam ingatan. Aku dipangkal kesadaran. Lelah dengan isak tangis, juga diam yang tak menyelesaikan. Kelu. Bungkam. Ingin lari dari kepedihan yang dipendam sendiri.

( Kini matahari merindukanku, mengangkat kabut pagi perlahan )

Bahagia adalah keputusan. Aku ingin memutuskannya saat ini. Menyambut senyuman indah yang menyejukkan. Semesta meminta aku untuk membuka mata. Masa depanku masih terang. Jika aku ingin meneranginya. Bisa juga sebaliknya. Jika aku tetap bertahan dalam masa lalu yang menawan ingatan. Konspirasi mulai bergerilya. Menawarkan pertemuan, menjual kesenangan, juga memberi kesukaan dan keinginan. Perlahan mengajak lupa dengan masa lalu.

( Ada yang berdenyut dalam diriku )

Hidupku bukan untuk masa lalu. Pun bukan untuk menggantungkan harap masa depan. Hidupku adalah saat ini. Ketika jasad dan ruh masih bersama. Hidup adalah pemberian. Kesempatan. Menabung untuk hidup selanjutnya.

( Menembus tanah basah )

Tangisku mengering. Sudah terlalu banyak berjatuhan. Hingga aku tak mendapatkannya kembali. Inikah ujung kesadaran? Atau karena lelah dan menganggap semua telah berakhir? Menganggap sudah hilang. Nyatanya, mengarat dalam hati terdalam.

( Dendam yang dihamilkan hujan )

Ternyata, luka ini bukan aku obati. Aku hanya melupakannya. Pantas saja aku merasa lebih perih dari biasanya. Saat ini. Ohh, luka ku semakin besar. Kini bernanah. Terkena debu dari alam terbuka. Dan terpontang panting oleh raga yang melupakannya. Air mataku belum mengering. Ia sedang memasang kuda-kuda. Lalu meledak.

( Dan cahaya matahari )

Berdamailah. Berdamailah dengan masa lalu. Obati dengan menerima kepedihannya. Kebahagiaan akan segera datang.

( Tak bisa kutolak matahari memaksaku menciptakan bunga-bunga )

Bersama si penyelamat masa lalu. Yang menawarkan masa depan. Mengulurkan tangan dari perahu besar miliknya. Dermaga ini sudah kau obati. Berlayarlah bersamanya. Melihat keindahan yang tak nampak di masa lalu, karena keputusan yang tak bijaksana. Jika si penyelamat datang dengan niat baik, tak sanggup aku menolak resonansinya yang memancar pada uluran tangan itu. Ternyata si penyelamat inilah awal musim semiku. Kini, aku sedang merasakan kesegaran kuncup-kuncup yang bertumbuhan dalam hati. Yang telah lama mengering dan berguguran. Karena hujan deras di masa laluku. Terima kasih. Kau telah datang, membuatku menghentikan hujan panjang ini. Juga telah membawa sinar mentari untukku. Menghangatkanku yang telah lama menggigil dalam masa lalu.

show more

Share/Embed