Review Rumah Adat Minahasa 75 tahun yang tidak berpenghuni. Ada banyak hal unik |Pake Bahasa Manado
Gloria Liani Evangelin Ngangi Gloria Liani Evangelin Ngangi
138 subscribers
575 views
0

 Published On Jun 1, 2020

Rumah adat Minahasa disebut dengan nama Walewangko. Nama tersebut berasal istilah wale atau bale, yaitu rumah atau tempat melakukan akivitas untuk hidup keluarga.
Ada pula sabuwa yaitu rumah kecil untuk tempat beristirahat, berlindung sewaktu hujan, memasak ataupun tempat menyimpan hasil panen sebelum dijual.
Ciri utama rumah tradisional ini berupa ”Rumah Panggung” dengan 16 sampai 18 tiang penyangga dengan dua tangga di depan rumah. Menurut kepercayaan nenek moyang Minahasa, peletakan tangga tersebut dimaksudkan apabila ada roh jahat yang mencoba untuk naik dari salah satu tangga maka roh jahat tersebut akan kembali turun di tangga yang sebelahnya.

Beberapa abad yang lalu terdapat rumah tradisional keluarga besar yang didiami oleh 6 sampai 9 keluarga. Setiap keluarga merupakan rumah tangga tersendiri dan mempunyai dapur atau mengurus ekonomi rumah tangga sendiri. Saat ini jarang ditemui rumah adat besar seperti itu. Pada umumnya susunan rumah terdiri atas emperan (setup), ruang tamu (leloangan), ruang tengah (pores) dan kamar-kamar. Ruang paling depan (setup) berfungsi untuk menerima tamu terutama bila diadakan upacara keluarga, juga ruang makan tamu.

Bagian belakang rumah terdapat balai-balai yang berfungsi sebagai tempat menyimpan alat dapur dan alat makan, serta tempat mencuci. Bagian atas rumah atau loteng (soldor) berfungsi sebagai tempat menyimpan hasil panen seperti jagung, padi, dan hasil panen lainnya. Bagian bawah rumah (kolong) biasanya digunakan untuk gudang tempat menyimpan papan, balok, kayu, alat pertanian, gerobak, dan hewan rumah seperti anjing.
#rumahadatminahasa
#sulawesiutara
#manado

show more

Share/Embed