Kisah Goa Putri Kencana: Pelarian Ratu Kencana Wungu, Pertama Kali Ditemukan Pencari Batu Bintang
Tribun Solo Official Tribun Solo Official
338K subscribers
4,344 views
44

 Published On Aug 8, 2022

TRIBUN-VIDEO.COM- Goa Putri Kencana merupakan salah satu tempat wisata yang ada di Wonogiri bagian selatan, tepatnya di Kecamatan Pracimantoro.


Tempat wisata yang berada di Dusun Wonosobo RT 3 RW 1 Desa Wonodadi itu tak hanya menawarkan wisata edukasi, melainkan wisata yang masih kental dengan spiritual.


Goa Putri Kencana sendiri ditemukan pada tahun 1991 oleh warga setempat yang bekerja sebagai pencari batu bintang.


Warga itu bernama Wasino Daryono (68). Diketahui, dulu saat usianya masih muda, pria yang akrab disapa Mbah Sino ini kerap mencari batu bintang sebagai bahan campuran kosmetik maupun cat.


Mbah Sino mengatakan, dulunya lokasi batu bintang tersebut masih tertutup.


Kemudian, dirinya memutuskan untuk menggalinya hingga dirinya mengakui ditemui seorang putri hingga beberapa malam.


"Dulu disini (Goa Putri Kencana) lokasi batu bintang, tempatnya masih tertutup kemudian akan saya gali. Tapi saya mimpi ditemui seorang putri sampai beberapa malam mimpinya," kata dia, kepada TribunSolo.com.


Dalam mimpi itu, Mbah Sino mengaku ditemui seorang perempuan yang berparas cantik.


Perempuan dalam mimpi itu berpesan kepadanya untuk tidak melanjutkan penggalian lokasi tersebut.


Mbah Sino diminta oleh perempuan yang ada didalam mimpi itu untuk membuka lokasi itu.


Akhirnya Mbah Sino menuruti permintaan perempuan yang ada di mimpi itu.


Di mana, dirinya menemukan lubang kecil di atas lokasi tersebut.


Selanjutnya Mbah Sino memasuki lubang kecil itu dengan cara merangkak.


Awalnya di dalam lubang yang dimasukinya itu masih banyak tanah kering hingga dirinya memutuskan untuk keluar.


Namun, Mbah Sino yang saat itu merasa belum puas, akhirnya kembali masuk.


"Saya menemukan lubang kecil diatas, kemudian saya masuk merangkak. Dulu masih banyak tanah kering, saya kemudian keluar. Tapi rasanya belum puas, saya masuk lagi," ujar Mbah Sino.


Seusai kembali masuk ke dalam, dia menemukan lubang yang besar sehingga bisa berjalan tanpa merangkak.


Menurutnya, kondisi saat itu gelap gulita, hingga tiba-tiba Mbah Sino disentuh oleh perempuan cantik yang mengenakan kain jarik.


Diceritakan olehnya, wanita cantik itu juga mengenakan pinjungan dengan rambut panjang terurai.


Tiba-tiba, Mbah Sino disentuh oleh perempuan cantik yang memakai kain jarik serta pinjungan dengan rambut panjang yang terurai.


Pertama kali disentuh oleh putri itu, Mbah Sino mengira itu adalah ular. Setelah berbalik ternyata dia melihat orang yang sama menemuinya dalam mimpi.


"Ketemu langsung, saya sadar. Saya kemudian diajak putri itu untuk diberitahu ruang-ruang di dalam. Putrinya seperti orang biasa. Di dalam kira-kira dua jam," jelasnya.


Dia mengaku diajak berjalan di dalam goa oleh putri itu, setidaknya ada tujuh ruangan yang ada di dalam yang memiliki nama-nama tersendiri.


Menurutnya, putri yang menunggu goa tersebut adalah Putri Kencana Wungu yang merupakan anak dari Raja Brawijaya V.


Dulunya, gua tersebut digunakan oleh Putri Kencana Wungu sebagai tempat pelarian saat akan dinikahkan dengan Minak Jinggo.


"Sejarahnya, Kencana Wungu mau dinikahkan sama Minak Jinggo tapi tidak mau karena suka dengan Damarwulan sehingga lari kesini," ujar dia.


Singkat cerita, Putri Kencana Wungu moksa di gua tersebut hingga akhirnya gua tersebut ditemukan oleh Mbah Sino puluhan tahun silam.


Saat itu, Mbah Sino mendapat pesan untuk membuka dan mengurus gua ini hingga diturunkan ke anak cucunya.


Kemudian, digali lah gua tersebut dengan dibantu para pemuda di desanya selama sekira satu bulan pembersihan.


"Saya tidak boleh merusak gua ini, disuruh membuka dan mengurusnya sampai anak cucu saya. Kemudian saya gali dibantu pemuda sini, sekitar satu bulan pembersihan," jelasnya.


Hingga beberapa tahun lamanya, Mbah Sino mengaku masih bertemu dengan Putri Kencana Wungu untuk diberikan keterangan lebih lanjut soal gua itu.


Gua tersebut kemudian diserahkan ke pemerintah daerah untuk pengelolaan.


Saat ini, gua tersebut difungsikan sebagai tempat wisata yang sarat akan edukasi dan spiritual.


Mbah Sino mengatakan, para pengunjung yang datang disini ada juga yang menginap.


Karena tidak hanya pengunjung lokal, tapi mereka ada juga yang datang dari luar daerah.


Mbah Sino menegaskan, jika niat pengunjung baik maka akan dilayani olehnya, namun jika tidak atau mengarah ke syirik, dirinya akan menolak.


"Kalau malam-malam tertentu banyak yang datang kesini, menginap. Banyak juga yang dari luar daerah. Asal niatnya baik dan tidak syirik saya layani," pungkasnya.


(Tribun-Video.com/TribunSolo.com)

show more

Share/Embed