Engineering in Symphony - Erwin Gutawa Orkestra - Overture Koes (intrumental)
Fakultas Teknik UI Fakultas Teknik UI
5.98K subscribers
1,394 views
25

 Published On Jul 5, 2020

Kumpulan Narasi
Engineering in Symphony sebagai rangkaian Dies Natalis 54th FTUI
In Collaboration with Erwin Gutawa

Narrator 1: Prof. Bondan T. Sofyan

“Karyaku Untuk Negeri”

Negeri ini tak butuh gelarmu
tak butuh ijazah atau predikat cumlaudemu

Negeri yang telah membayar semua rasa banggamu
dengan sebuah jaket kuning dan lencana makara
hanya berharap KARYAmu

Dan ilmu yang kau petik
yang tumbuh dengan pupuk rasa keingintahuan
dan disiram dengan air ketekunan

Karena Ilmu adalah sebuah LAKON
yang dimainkan dengan CINTA
bukan sekadar dibingkai emas
namun untuk dihayati dengan dedikasi
dan dirayakan dengan semangat dan optimisme

Agar mekar sempurna menjadi karya dan bakti nyata
bagi bangsa



Narator 2: Yori Antar

“Jiwaku, Kekuatanku”

Negeriku…
Negeri para dewa
Semayam para prabu
Asuhan Bunda kanduang
Berselimut swarna

Negeriku…
Sebuah gurindam indah
Diiring alunan saluang dan rampak gendang

Berpadu dengan nilai luhur budaya dan TRADISI
Berpeluk dengan alam elok nan kaya

Bersatu, bergandeng jiwa, raga dan karsa
Menyalakan tekad
Membangkitkan cita
Untuk KEKUATAN dan kedigdayaan

Negeriku, Rumahku, Jiwaku
Kekuatanku



Narator 3: N. Milatia Moemin

“Pengabdian Tak Berbatas”

Jadilah MESIN penggerak perubahan
Jadilah ARSITEK pembangun negeri

Bangunlah pondasi dari KONSTRUKSI cara pikir yang inovatif dan integritas sekuat METAL.

Jadilah pusat keunggulan yang tak putus menTRANSIMISIkan ilmu, nilai-nilai, dan inspirasi

Jadilah katalis yang mempercepat PROSES transformasi bangsa

Sungguh..
Dunia REKAYASA tak bersekat
Sehingga darmamu pun tak berbatas



Narator 4: Teten Derichard

“Damai”

Damaimu damaiku juga
Tentrammu tentramku juga

Merah putihmu, merah putihku juga
Negerimu, negeriku juga

Lalu kenapa kita harus saling hujat?
Saling cerca?
Saling tikam?

Bukan itu yang diwariskan oleh eyang, andung, ompung, engkong dan kakek kita
Bukan itu yang dititipkan oleh anak cucu kita

Jangan kita tinggalkan daging busuk bernama kecurigaan dan kebencian kepada anak cucu negeri

DAMAI adalah kodrat Nusantara
Mengapa kini kita gadaikan untuk eksploitasi ego berbungkus suku, agama, dan idealism?

Damailah hati
Damailah jiwa
Dan Nusantara akan kembali



Narator 5: Arief Budhy Hardono

“Bersama Kita”

Tak ada zat tanpa unsur
Tak ada puisi tanpa penggalan kata

Tak ada lukisan indah tanpa sapuan-sapuan kecil berbagai warna

Optimasi perlu SINERGI
Sinergi ilmu dan daya
HARMONIsasi langkah dan upaya

Kunang-kunang tak akan cemerlang jika terbang sendiri
Ia mampu menerangi malam jika terbang BERSAMA

Mari kita siapkan sayap masing-masing
Yang berbeda warna
Yang berbeda kompetensi
Dalam suatu orkestra indah

Untuk terbang bersama
Menerangi negeri
Sampai fajar menyingsing



Narator 6: Shannaz Haque

“Bersyukur”

Bersyukur bukan sekedar ucap. Hamdalah bukan sekedar lafal
Syiarkan apa yang kau baca
Amalkan apa yang kau paham

Bersyukur adalah gerak bukan diam
Bersyukur adalah pikir bukan asumsi

Bersyukurlah dengan inovasimu,
Bersyukurlah dengan jelajah intelektualitasmu dan kreatifitasmu

Bersyukurlah dengan baktimu
Bersyukurlah dengan karyamu



Penulis narasi:
Indy Hardono (Alumni Teknik Gas Petrokimia, FTUI, 1986)

show more

Share/Embed