Ceramah Kocak Penuh Ilmu - Juara 1 Lomba Pidato Bahasa Indonesia - Ahmad Al Ghifari 3B KMI
Daar El Hijrah CinMa Daar El Hijrah CinMa
2.03K subscribers
12,642 views
0

 Published On Oct 31, 2023

#pidatobahasaindonesia #lombapidato #nasionalisme #ceramahkocak #juara1lombapidato


Penceramah Ahmad Al Ghifari kelas 3B Pesantren Modern Darul Hijrah Al-Madaniyyah Cinta Maju.

yang dibimbing oleh Al ustadz Radiansyah Pesantren Modern Darul Hijrah Al-Madaniyyah.

judul pidato yang dia bawakan :
NASIONALISME DALAM KONSEP ISLAM

Isi Pidato

Bismillahirrahmanirrahim
Assalamu'alaikum wr wb.

Alhamdulillah......
Sholawat dan salam.....

Sudah menjadi fakta dalam sejarah nasional, bahwa kemerdekaan yang direbut dari tangan para penjajah mayoritasnya direbut oleh para pejuang pejuang muslim, yang dipimpin oleh berbagai kalangan seperti, kiai, ustad, tokoh agama dan lain-lain.

Semua yang mereka lakukan itu bukan semata mata memenuhi panggilan ibu pertiwi untuk merdeka namun panggilan suci yang berasal dari ketauhidan dan keimanan. Semangat nasionalisme para pejuang muslim inilah yang membuat kita dapat merasakan indahnya kemerdekaan sekarang ini.

Didalam "QS An-Nisa ayat 59 Allah berfirman

Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar -benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya." (QS An-Nisa : 59)

Ahmad Musthafa al-Maraghi dalam Tafsirnya juz 3 Halaman 72. Menjelaskan ayat ini adalah perintah kepada orang yang beriman agar mematuhi Allah serta mengamalkan Al-Qur'an, dan mematuhi sunnah Rasul, serta mematuhi ulil amri yang meliputi pemerintah, para hakim, para ulama, pangilma perang yang menjadi rujukan dalam memenuhi kebutuhan dan memecahkan masalah yang dihadapi.

Jika kita lebih mendalami makna tesebut, maka ayat ini adalah landasan bagi orang yang beriman untuk hidup berbangsa dan bernegara. Namun jika kita hidup berbangsa dan bernegara harus sesuai syariat Islam, bukan sesuai kehendak diri kita sendiri. Kita masyarakat yang mempunyai sifat nasionalisme mempunyai harga diri yang tinggi, kita bukan masyarakat yang menjual sandal swallow. Dibayar 100 ribu langsung mau ini mau itu,pilih ini pilih itu, tapi setelah dibayar kita seperti di injak injak bagai sandal, jalan kesini jalan kesana demo ini demo itu dan bingung kenapa hidup jadi begini jadi begitu.

Jika sudah terjadi seperti itu, akan banyak orang yang demo ke tengah jalan dan menyebabkan permusuhan. Akan banyak dari kita yang awalnya saling kenal menjadi tak saling kenal, Dan banyak dari kita yang awalnya bersatu menjadi berseteru. Kita sebagai warga nasionalisme, sudah seharusnya memahami arti ukhuwah secara umum dan itu merupakan pengamalan dari “hablum minan naas”. Oleh karena itu marilah kita sebagai warga bangsa, mari kita bangkit dan berdiri karena kita sedang terjajah meski tak tersadari.

Dari uraian diatas dapat kita ambil kesimpulan bahwa. Kita harus berpegang teguh pada Al-Qur'an dan Sunah Nabi dalam membentuk warga yang nasionalisme yang berarti tak ada perpecahan, tidak ada yang namanya permusuhan namun saling mengisi kekurangan dan membantu dalam memenuhi kebutuhan bangsa dan negara. Dengan demikian Insyallah bangsa kita akan makmur dengan rakyat yang berbudi luhur sehingga Rahmat Allah pun akan terkucur seperti air mancur. Aamiin yaa robbal 'Alamiin..."


sekian dan terimakasih
wassalamu'alaikum wr wb

show more

Share/Embed