Kelas Filsafat. Seni Ketaksepahaman: Derrida dan Hermeneutika Radikal
Salihara Arts Center Salihara Arts Center
65.6K subscribers
58,462 views
787

 Published On Aug 22, 2016

Kelas Filsafat
Seni Ketaksepahaman: Derrida dan Hermeneutika Radikal
Pembicara: F. Budi Hardiman
24 Mei 2014
Serambi Salihara


Hermeneutika modern memuncak pada Gadamer yang mengartikan memahami sebagai kesepahaman. Para tokoh yang akan dibahas dalam kuliah ini memasukkan tilikan kritis dalam konsep memahami. Kritik sebenarnya adalah juga bentuk memahami, tetapi bukan untuk kesepahaman, melainkan untuk ketaksepahaman, misalnya terhadap tradisi, ideologi dan propaganda.Seni ketaksepahaman mulai dari tafsir demitologisasi Bultmann yang menyulut kontroversi, lalu Habermas yang tidak menyetujui Gadamer dan merekonstruksi sebuah

depth-hermeneutics dengan psikoanalisis Freud. Upaya serupa di Prancis tampil dalam bentuk hermeneutika kecurigaan, sebagaimana dipikirkan oleh Ricoeur. Seni ketaksepahaman menjadi radikal dalam dekonstruktivisme Derrida yang juga dapat disebut hermeneutika radikal, suatu cara interpretasi yang menangguhkan segala antinomi biner.

Kelas filsafat ini adalah lanjutan dari kelas filsafat sebelumnya, Seni Memahami: Hermeneutika dari Schleiermacher sampai Gadamer yang berlangsung pada Februari lalu. Pembicaranya masih tetap F. Budi Hardiman, pengajar di STF Driyarkara, Jakarta, yang mendapatkan gelar doktor filsafat dari Hochschule für Philosophie, München, Jerman.

show more

Share/Embed